Wednesday, November 14, 2012

Video Sebagai Media Pembelajaran Budi Pekerti




Pada hari Jum'at tanggal 2 November 2012, salah satu anggota Tim Budi Pekerti yakni Yessi Fitriani mengunjungi Sanggar Waringin. Kunjungin tim Budi Pekerti kali ini bertujuan untuk mengajarkan anak-anak sanggar tentang pembiasaan mandi dua kali sehari. Kali ini, tim Budi Pekerti menggunakan video sebagai media pembelajaran tata cara mandi yang baik dan benar. Anak-anak sanggar menonton video tersebut dengan serius. Setelah selesai menonton video, dan Yessi menanyakan beberapa hal seputar video yang sudah mereka tonton, mereka terlihat sangat excited untuk menjawab. Hal ini menandakan bahwa video tersebut telah berhasil membuat anak-anak mengerti tentang pembelajaran tata cara mandi yang baik dan benar selama dua hari sekali.

Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB bertempat di Rumah Pak Ana. Sangat disayangkan, karena anak-anak sanggar yang berkesempatan hadir hanya 6 orang. Hal ini dikarenakan sebagian besar anak-anak Sanggar Waringin sedang bersekolah. Akhirnya, tim Budi Pekerti mengadakan sesi ke dua yakni setelah jum'atan. Alhasil, anak-anak yang datang pun sangat banyak.

Pada kesempatan ini, tim Budi Pekerti meminta daftar Bakti-Bukti yang sebelumnya pernah dibagikan kepada anak-anak Sanggar Waringin. Hasilnya, dapat terlihat bahwa sebagian besar anak-anak sudah menjalankan bakti-bukti tersebut.

Untuk kedepannya, tim ini berencana akan membuat buklet bakti-bukti yang akan dibagikan kepada anak-anak sanggar waringin. Buklet ini berisikan tentang profile tim Budi Pekerti, Lagu Budi Pekerti, kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh tim ini, dan Bakti Bukti. Hal ini bertujuan agar bakti bukti yang direncanakan tidak berceceran dan terdokumentasikan menjadi satu buku.

Tuesday, November 13, 2012

BERSAMA RUMAH PELANGI ....

Mimpi kita bukan hanya untuk diri kita sendiri. Tapi tentang bagaimana mimpi itu menjadi bermanfaat untuk sesama. Menjadi harapan masa depan.Allah SWT adalah alasan mengapa kita harus mengejar mimpi-mimpi kita dan memurnikan Visi nya.Karena kalau mimpi kita memiliki Visi yang murni dan jelas karenaNYA, percayalah seluruh penghuni langit dan bumi akan membantu setiap tapak langkah kaki kita dalam mewujudkannya. Maka, berMIMPI lah dengan sebenar-benarnya mimpi. Bermimpi bukan hanya sekedar MIMPI…


Bunga Hias Karya Rumah Pelangi


Jum'at, 12 Oktober 2012

Rumah Pelangi adalah sebuah tempat dimana anak-anak di sekitar Komplek Sindangjaya Arcamanik biasa berkumpul. Di Rumah Pelangi, mereka melakukan beberapa kegiatan di antaranya menari, bernyanyi, atau membuat beberapa kerajinan tangan. Salah satu project yang digarap oleh Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD adalah Rumah Pelangi yang terbentuk menjadi satu tim.

Pada hari Jum'at 12 Oktober 2012, tim Rumah Pelangi membuat suatu kegiatan disana. Kegiatan tersebut yakni mengajarkan anak-anak Rumah Pelangi membuat kerajinan tangan berupa bunga-bunga yang dibentuk dari kertas lipat. Mamah Halimah dan Puti Halimah adalah mahasiswa yang datang hari itu.

Anak-anak Rumah Pelangi terlihat sangat antusias ketika belajar membuat kerajinan tangan bunga kertas. Mereka juga bisa mengikuti dengan baik apa yang diajarkan oleh mahasiswa. Bahkan, pada akhirnya mereka mendapatkan job dari keahlian mereka membuat bunga kertas ini. Anak-anak Rumah Pelangi diminta menghias seserahan untuk pernikahan salah satu saudara dari dosen kami, Bapak Hery Wibowo.

Monday, November 12, 2012

Meaning of the terminology of entrepreneurship itself was increasingly widespread

In simple terms, the author (Hery Wibowo, 2010) divides the concept of entrepreneurship, into two major dimensions: (1) pattern of thinking (mindset) and (2) the pattern of behavior (method). Mindset, regarding our outlook for something, being optimistic, unyielding, inisyatif, innovative and others. While the pattern of action with regard to how to implement it's own entrepreneurial activities such as production management, marketing strategy, finance etc..

People with entrepreneurship mindset, believed to be able to view the problem as an opportunity (problem as opportunity), not otherwise see the opportunity as a problem. They are also characterized by the ability to see the doors (opportunities) on each wall, not seeing the wall in each door (opportunities). Therefore, with this mindset, they are always ready for the challenge after challenge to realize the hope and goal. That is, they are fully aware that there is no success (either money / position / position) that fell from the sky. They do not believe in instant process. Rather than descend from the sky, all the dream must be pursued through a hard struggle, full of optimism and never give up. So what is the result obtained from the sweat itself blessed by the Creator.

Entrepreneurial mindset least instill in us the belief that:
(1) Anyone who works hard, then he will reap the rewards,

(2) Allah Almighty has bestowed abundant natural resources are virtually unlimited and can be processed by humans,
(3) to be able to process the wealth God has given the stock a rate thought, though the flavor and sport, which distinguishes man from other creatures.
Furthermore, entrepreneurial pattern of thinking synonymous with creativity. Identical to the effort to find new things, with new solutions to address the problems, challenges and changing conditions. This mindset among others depart from Einstein who said that insanity is a different problem trying to rise in the same way. That is, people with mental entrepreneur always aware that he needs all the time encouraging creativity in order to find innovative business challenge or solve problems.
Hery Wibowo - 2012

COKLAT COBI

COKLAT COBI merupakan coklat asli Bandung. Coklat ini adalah coklat buatan mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Fisip Unpad. Coklat ini rasa almond.
format pemesanan: nama_alamat lengkap_nomer hp_pilihan paket
paket 1: isi 4 coklat --> RP 30.000
paket 2: isi 6 coklat --> Rp 40.000
paket 3: isi 8 coklat --> Rp 50.000
CP: Hedi Ramdhani 085721255704 / Dessy Fitri 26ab496d
untuk pembayaran bisa melalui ATM BNI a/n Dienna Karimah 0273080767



Launching PKSA

     


     
       PKSA (Program Kesejahteraan Sosial Anak) adalah salah satu program milik Kementrian Sosial RI yang baru saja dilaunching pada hari Minggu, 14 Oktober 2012. Launching program ini mengundang 1500 anak jalanan dari berbagai daerah di Kota Bandung. Beberapa orang yang hadir dalam acara ini adalah Menteri Sosial Bapak Salim Segaf Al Jufri, Gubernur Jawa Barat Bapak Ahmad Heryawan, Kak Seto, rekan-rekan dari Sakti Peksos, dan beberapa mahasiswa dari Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial FISIP UNPAD.



Saat itu, banyak elemen masyarakat yang hadir. Diantaranya adalah anak-anak Sanggar Waringin Stasiun Bandung. Mereka mempersembahkan beberapa penampilan di hadapan publik, diantaranya perkusi dan musikalisasi. Beberapa di antara anak-anak Sanggar Waringin menjadi perwakilan kegiatan serah terima bantuan dari Kementrian Sosial, yaitu Salma, Yolanda, dan Ara. Anak-anak Sanggar Waringin mendapat Bantuan Program Kesejahteraan Sosial Anak Menuju Bandung Bebas Anak Jalanan sebanyak 1750 orang anak. Selain itu, ibu-ibu PKK yang ada di wilayah sanggar juga mendapat Bantuan Kelompok Usaha Bersama Orang Tua Anak Penerima Bantuan Kesejahteraan Sosial Anak sebanyak 50 kelompok ibu-ibu.



Dalam acara tersebut, anak-anak terlihat sangat ceria. Mereka menikmati rangkaian acara. Selain beberapa hal di atas, mahasiswa KS UNPAD dan anak-anak Sanggar Waringin juga mempersembahkan flashmob tarian kepompong di hadapan para hadirin. Kami menari bersama-sama dengan peserta yang hadir di acara tersebut. Tarian ini merupakan simbol bahwa kami, mahasiwa KS UNPAD adalah sahabat bagi anak-anak.

Wednesday, October 17, 2012

Bakti Bukti sebagai Realisasi Budi Pekerti






Jum'at, 12 Oktober 2012

Tim Budi Pekerti dan Karakter melakukan aksi penyuluhan mereka kepada anak-anak Sanggar Waringin. Mereka memberikan arahan tentang bagaimana tingkah laku dan tutur bahasa yang baik, yang seharusnya digunakan sehari-hari. Anak-anak di Sanggar Waringin pun mengetahui seperti apa bahasa yang baik yang seharusnya digunakan oleh mereka. Tapi sayangnya, masih ada beberapa anak-anak sanggar yang belum menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

Untuk realisasi perubahan perilaku dari anak-anak Sanggar Waringin, Tim ini membagikan "Bakti Bukti" yang harus diisi oleh anak-anak sanggar. Isi dari Bakti-Bukti ini yaitu penerapan kebiasaan-kebiasaan yang baik yang harus dilakukan oleh anak-anak sanggar. Seperti bangun pagi, mengerjakan PR, dll. Hal ini dilakukan untuk melakukan perubahan kebiasaan mereka. Karena, menurut dosen kami, Bapak Hery Wibowo, perubahan kebiasaan adalah inti dari pengembangan diri. Dan anak-anak di Sanggar Waringin ini sudah seharusnya melakukan pengembangan diri sampai kepada titik optimal mereka.


Presentasi Tim Social Station Project kepada Warga Sekitar Stasiun Bandung





Jum'at, 12 Oktober 2012

Hari ini, seluruh tim melakukan kunjungan akbar ke Sanggar Waringin. Tujuannya adalah mempresentasikan rencana tiap tim kepada para warga di sekitar Stasiun Bandung, khususnya warga yang anak-anaknya tergabung di dalam Sanggar Waringin. Kunjungan kali ini dihadiri oleh 58 orang mahasiswa dari 83 mahasiswa KS UNPAD Angkatan 2011, yang notabene dihadiri oleh perwakilan dari 8 tim yang melakukan project di Stasiun Bandung.

Presentasi ini dihadiri oleh beberapa warga sekitar. Seluruh perwakilan tim secara bergantian mempresentasikan rencana jangka pendek dan jangka panjang kepada para warga tersebut. Mereka membagikan flyer rencana kerja agar lebih dipahami oleh orang-orang yang hadir di forum.

Warga yang datang terlihat menyetujui rencana-rencana yang diutarakan oleh masing-masing tim. Antusias mereka pun sangat baik. Ini menandakan adanya keinginan berubah dari warga di sekitar Stasiun Bandung.

Dalam forum ini, warga juga memohon pertolongan mahasiswa KS untuk datang pada acara gotong royong mereka di tanggal 17 November 2012. Gotong royong ini diadakan untuk pembersihan Sanggar Waringin dan sekitarnya.

Penyuluhan Bank Sampah kepada Anak-Anak Sanggar




Jum'at, 14 Oktober 2012

Hari ini, tim Bank Sampah memberikan penyuluhan kepada anak-anak di Sanggar Waringin mengenai segala hal tentang sampah. Mereka menggali pengetahuan anak-anak sanggar, sejauh mana pengetahuan mereka tentang sampah, akibat-akibat yang ditimbulkan bila kita membuang sampah sembarangan, serta keuntungan-keuntungan yang diperoleh ketika kita membuang sampah pada tempatnya.

Selain itu, mereka juga menjelaskan tentang bedanya sampah organik dan non-organik. Anak-anak terlihat sangat antusias. Bahkan, ada beberapa anak yang baru mengetahui perbedaan di antara keduanya. Pengetahuan mereka tentang sampah sudah begitu baik, tinggal yang perlu ditingkatkan dari mereka adalah aplikasi dari pengetahuan-pengetahuan yang sudah mereka ketahui :)

Tuesday, October 16, 2012

All About Us

SOCIAL STATION PROJECT

Social Station Project adalah salah satu project di dalam Mata Kuliah Kewirausahaan Sosial yang dilaksanakan oleh Mahasiswa Ilmu Kesejahteraan Sosial Angkatan 2011 Universitas Padjadjaran, berbasis Project Based Learning.
 
Proyek ini kami laksanakan di daerah Stasiun Bandung. Adapun beberapa proyeknya yakni :
1. Pengembangan Kesenian
2. Pengembangan Pariwisata
3. Souvenir Shop
4. Pengelolaan Sampah
5. Pusat Kreativitas dan Pengembangan Kewirausahaan
6. Budi Pekerti dan Karakter
7. Pengelolaan Rumah Baca / Rumah Pintar
8. The Center Of Online Information
9. Rumah Pelangi - Arcamanik Sindangjaya

SOUVENIR SHOP

Ada beberapa souvenir khas Bandung yang ditawarkan disini. Salah satunya adalah Sabun Gumeulis. Sabun Gumeulis merupakan sebuah souvenir yang sangat unik dan menarik yang berpusat di Sanggar Waringin, tepatnya di lokasi sekitar Stasiun Bandung. Sabun ini sangat berbeda dari sabun-sabun lainnya, karena Sabun Gumeulis ini dibuat sendiri secara tradisional (handmade). Bahan-bahan yang digunakan pun sangat alami yaitu 100 % coconut oil sehingga aman jika digunakan pada wajah dan kulit kita. Tidak hanya dari segi bahan yang bersifat alami, tetapi dari segi bentuknya yang cukup menarik karena berwarna dengan plastik bening, dapat membuat kita ingin langsung memakannya layaknya jelly.

Sabun Gumeulis ini merupakan sebuah usaha kecil masyarakat di sekitar Stasiun Bandung yang akan menjadi besar dan lebih berkembang sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Tidak hanya dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke daerah Stasiun Bandung, tetapi sabun ini dapat dijadikan sebagai sebuah souvenir untuk acara siraman atau pada acara pernikahan.

Slogan yang digunakan untuk Sabun Gumeulis adalah "SABUN GUMEULIS, SABUNNA MOJANG BANDUNG". Alasan kami menggunakan slogan tersebut karena mojang (wanita) di daerah Bandung terkenal dengan kecantikannya yang sangat khas dari tataran Sunda yang berbeda dari daerah lain sehingga wajah dan kulit kita akan terlihat lebih cantik dan bersih layaknya mojang Bandung.

Souvenir selanjutnya yang ada disini adalah COKLAT COBI. "Coklat Cobi" merupakan coklat yang diproduksi langsung oleh salah satu mahasiswa dari Ilmu Kesejahteraan Sosial. Selain rasa coklatnya yang khas, di dalam "Coklat Cobi" ini juga dicampur dengan dodol. Inilah yang membuat coklat cobi ini menjadi sangat spesial.
 
Selain Sabun Gumeulis dan Cobi, ada beberapa Souvenir lainnya juga yang kami tawarkan. Bila penasaran dengan produk-produk yang kami hadirkan, silahkan kunjungi stand kami. Letaknya di depan Sate M. Hadori - Stasiun Bandung. 

PENGEMBANGAN KESENIAN

Dunia anak memang dunia yang sangat bebas dalam berekspresi, tidak memandang tempat, waktu, dan status sosial di masyarakat. Begitu pun para anak-anak kecil yang tinggal di daerah sekitar Stasiun Bandung yang bebas mengaktualisasikan dirinya dalam kesenangan masanya. Walaupun memang mereka sangat suka bermain dan sulit diatur tetapi mereka memiliki potensi yang besar dalam bidang kesenian, khususnya di seni tari dan menabuh perkusi.

Dengan melihat potensi yang mereka miliki, kami yang tergabung dalam kelompok pengembangan kesenian memiliki tugas untuk lebih mengarahkan potensi mereka dengan memberikan pendidikan kesenian baik dengan cara memanage mereka untuk berlatih, tampil mengisi suatu acara, menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam suatu kesenian, dan menciptakan suatu ciri khas dibidang kesenian yang kemudian dapat menjadi trademark kesenian di daerah Stasiun Bandung.

RUMAH BACA

Daerah Stasiun Hall Bandung adalah tempat yang terbilang ramai. Selain ramai oleh hilir mudik pengguna kereta api, tempat ini juga ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, tempat ini juga marak dengan kriminalitas dan dikenal sebagai tempat para wanita tuna susila berkeliaran pada malam hari.

Ironisnya, di tempat ini banyak sekali anak-anak. Para anak-anak ini adalah anak dari lingkungan sekitar yang pada umumnya diperintahkan orangtuanya untuk berjualan. Hal ini membuat para anak terbiasa melihat tindakan kriminal dan wanita tuna susila. Ini akan memberikan dampak buruk pada para anak-anak di masa depan.

Untuk itu, kami bermaksud untuk mengembangkan Rumah Pintar. Rumah Pintar, dengan bentuk perpustakaan ini bertujuan untuk membuat para penduduk setempat, khususnya anak-anak menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan meminimalisasi pengaruh negatif lingkungan tersebut.

Tim ini berencana untuk menambahkan beberapa hal ke Rumah Baca ini, termasuk buku-buku, baik buku akademik maupun non-akademik dan mainan tradisional untuk mengasah kreatifitas dan melestarikan budaya. Kami juga berencana untuk menjadi tutor disini, agar pembelajaran yang belum dimiliki dalam bentuk buku bisa didapat lewat pengajaran secara langsung. Dengan ini, kami bisa membantu mereka mengembangkan potensi mereka.

Harapan dari teman-teman tim Rumah Baca adalah, dengan adanya Rumah Pintar ini para penduduk sekitar bisa menambah wawasan mereka, mengembangkan potensi mereka, dan bisa mengubah keadaan baik keadaan diri maupun keadaan lingkungan sekitarnya.

BUDI PEKERTI DAN KARAKTER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi pekerti adalah tingkah laku. Kami dalam proyek ini berusaha menolong serta mengarahkan anak-anak di daerah Stasiun Bandung untuk memperbaikin, mempelajari, serta menyadarkan betapa pentingnya sikap, tindakan, dan perilaku yang berdasar dari pembelajaran budi pekerti itu sendiri.

Cara yang akan tim ini tempuh bermacam-macam, mulai dari bekerjasama dengan tim-tim proyek lainnya untuk menyelaraskan program dengan satu sama lain untuk terus menjunjung budi pekerti yang baik, lalu mengadakan kerjasama dengan pihak lingkungan Stasiun Bandung untuk membantu mengajari pentingnya arti budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan dari tim ini adalah, dengan adanya proyek ini bisa memperbaikin keadaan masyarakat sekitar, khususnya anak-anak serta mengingatkan masyarakat untuk berperilaku baik.

KELOMPOK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Kelompok 1 (Pengembangan Kesenian)
                Ketua Kelompok        : Ridwan Herianto
                Anggota                      :

  1. Fadhilah Putri
  2. Danis Dea Rizky
  3. Deiky Lutfiansyah
  4. Gina Indah P.Nastia
  5. Andi Rezky Aprilianty
  6. Hafid Ramdhani
  7. Rizki Bunga Lestari
  8. Metra Indri Naibaho
  9. Ifan Hamzah

Kelompok 2 (Pengembangan Pariwisata)

            Ketua Kelompok        : Santo Arimartin
            Anggota                      :
  1. Akbar Kusuma W
  2. Zulkarnain Bastari
  3. Eddy Setiawan
  4. Indira Anindita
  5. Fildzah Ainun
  6. Adisty Wismani Putri
  7. Nadhira Lubis
  8. Elita Metica
  9. Anis Soraya
  10. Endah Puspa P.
  11. Intifadah Ummuhanifah
  12. Rizkia Annisa F
  13. Jaka Dony Pratama
  14. Anissa Nur Fitri

Kelompok 3 (Souvenir Shop)

 
            Ketua Kelompok        : Shinta Puji Triwanti
            Anggota                      :

  1. Arini Fauziah Al-Haq
  2. Dessy Fitri P
  3. Cyntia Saphierina
  4. Winda Mariyenda
  5. Dienna Karimah
  6. Relie Siregar
  7. Hedi Ramdani

Kelompok 4 (Bank Sampah)

            Ketua Kelompok        : Yasmin Anwar Putri
            Anggota                      :

  1. Anita Listyani
  2. Muhammad Indra Anditya P
  3. Nurul Fadhilah
  4. Lina Lisnawati
  5. Aries Yudi A.
  6. Usep Rochmat

Kelompok 5 (The Center of Online Information)

            Ketua Kelompok        : Ajruni Wulandestie Arifin
            Anggota                      :
  1. Azwar Yusran Anas
  2. Nanda Aidiel Senja
  3. Puspa Sagara
  4. Dimas Bagus Hari
  5. Benediktus Vito
  6. Hafizal Indra
  7. Hadiana Arsamanggala
  8. Derin Darachita Pradini
  9. Dwi Putri Apriyan
  10. Eka Maulia Agustine

Kelompok 6 (Budi Pekerti dan Karakter)

            Ketua Kelompok        : Melisa Amalia Amin
            Anggota                      :

  1. Yesi Fitriani
  2. Gabriela CV
  3. Majidullah
  4. Dhio Adenansi
  5. Arivaldy Setiadipa

Kelompok 7 (Rumah Baca)

            Ketua Kelompok        : Irsal Yakhsyallah
            Anggota                      :
  1. Adetya Nuzuliani
  2. Aulia Rizkyani
  3. Ratna Sari
  4. Rendy Herdiansyah P
  5. Darastri Latifah
  6. Resti Fauziyah
  7. Tundzirawati
  8. Inda Lestari
  9. Muhammad Aldo F
  10. Aziza Trizilvania Amadea
  11. Oktaviani Nindya Putri
  12. Sella Khairunissa

Kelompok 8 (Pusat Kreativitas dan Pengembangan Kewirausahaan)

            Ketua Kelompok        : Pradini Nur ‘Amalia / Dike Farizan
            Anggota                      :
  1. Danny Dwi Septianto
  2. Berry Choresyo
  3. Fahmi Amrullah
  4. Onesimus Karo Sekali
  5. Burhan Yusuf Abdul Azizu
Kelompok 9 (Rumah Pelangi)

            Ketua Kelompok        : Puti Halimah
            Anggota                      :
  1. Indah Permata D
  2. Dian Haerunisa
  3. Fatih Ramdhani
  4. Mamah Halimah
  5. Zulhendri
 Kelompok Kewirausahaan Sosial

Monday, October 15, 2012

Briefing (Tim Rumah Baca)


Kamis, 13 Oktober 2012
 
Kali ini giliran rumah baca yang melakukan briefing dengan Pak Hery. Sekarang, keadaan di rumah baca masih belum terkoordinir dengan baik. Buku-buku yang disumbangkan ke rumah baca masih belum terdata, ada berapa banyak, apa saja bukunya, dan belum dipisah-pisah sesuai tema. Semua buku-buku masih tercampur menjadi satu di rak yang sama. Selain itu, anak-anak yang membaca buku memang banyak. Hanya saja, belum diketahui sebenarnya minat baca anak-anak ada pada buku seperti apa. Selain itu, belum terdeteksi anak-anak yang sering membaca buku atau bahkan belum membaca buku sama sekali. Maka dari itu, mereka berencana untuk  mengupayakan sistem yang terbaik untuk berjalannya Rumah Baca. Seperti sistem peminjaman buku, dll. Untuk meningkatkan minat baca anak-anak, mereka berencana untuk memberikan apresiasi bagi mereka yang paling sering meminjam buku di Rumah Baca.

Selain itu, mereka juga yang membuat jadwal kunjungan harian anak-anak IKS 2011 ke Sanggar Waringin. Hal ini dilakukan agar relasi yang terjalin di antara anak-anak Ilmu Kesejahteraan Sosial A. 2011 dan anak-anak Sanggar Waringin berjalan sustainable.

Briefing (Tim Bank Sampah)



Kamis, 13 Oktober 2012

Briefing Tim Bank Sampah ini dinilai paling lancar tanpa hambatan. Hal ini disebabkan karena rencana mereka yang dinilai sangat super oleh Bapak Hery. Dalam kesempatan kali ini, mereka mengutarakan rencana mereka untuk membuat "Tugu Pembuangan Sampah". Tugu ini merupakan tugu yang berisi ratusan foto orang buang sampah, sementara dibawahnya diletakkan tong sampah yang mereka buat sendiri dari bahan-bahan ramah lingkungan. Rencananya tugu ini mereka buat di depan Sanggar Waringin. Harapan mereka, orang-orang yang lewat bisa tertarik untuk melihat lantas membuang sampah di tempat yang telah disediakan. Setelah itu, mereka bisa berfoto di sana dengan berlatar belakang tugu tersebut. Mereka bekerja sama dengan Tim Budi Pekerti berupaya untuk merubah kebiasaan masyarakat sekitar untuk membuang sampah pada tempatnya.

Selain itu, mereka juga membuat "Mars Sampah". Hal ini bertujuan agar orang-orang bisa mengingat Mars tersebut lantas melaksanakan maknanya yaitu : "Buanglah Sampah pada Tempatnya"

follow us  : @stationproject
dan kunjungi kami di :
http://www.youtube.com/user/SocialStationProject?feature=mhee
http://www.facebook.com/SocialStationProject

Briefing (Tim Pariwisata)



Kamis, 13 Oktober 2012
Selanjutnya, giliran Tim Pariwisata yang melakukan briefing untuk persiapan hari Jum'at. Tim yang diketuai oleh Santo Arimartin ini memiliki anggota paling banyak di antara tim-tim lainnya.

Rencana mereka adalah membuat kedai kopi di dekat Rumah Baca. Tujuannya adalah menarik para wisatawan untuk datang ke rumah baca sambil menikmati kopi di Sanggar Waringin. Hal ini juga menambah wisatawan untuk tahu tentang Sanggar Waringin dan apa yang ada di dalamnya.

Selain itu, mereka juga berencana untuk melatih anak-anak Sanggar Waringin untuk menjadi guide bagi para wisatawan yang datang. Sanggar Waringin yang letaknya sangat strategis seharusnya bisa membuat para wisatawan mampir atau setidaknya mengenal bahwa sanggar ini ada. Guide ini bertujuan agar menarik para wisatawan untuk mengenal lebih jauh tentang Sanggar Waringin berikut dengan tujuan didirikannya. Hal ini juga bertujuan untuk memberdayakan anak-anak Sanggar Waringin untuk menunjang pengembangan pariwisata di daerah tersebut.

follow us  : @stationproject
dan kunjungi kami di :
http://www.youtube.com/user/SocialStationProject?feature=mhee
http://www.facebook.com/SocialStationProject

Briefing (Tim Budi Pekerti dan Karakter)



Kamis, 13 Oktober 2012

Tim Budi Pekerti melakukan briefing dengan Bapak Hery Wibowo untuk persiapan presentasi kepada pemuda di Sanggar Waringin.  Mereka sudah mendapatkan data lengkap anak-anak yang berada di Sanggar Waringin. Tim ini pun telah melakukan pendataan, mana saja anak-anak Sanggar Waringin yang masih SD dan SMP. Di dalam data tersebut, belum ada anak yang menginjak masa SMA. 

Sasaran dari Tim Budi Pekerti adalah anak-anak Sanggar Waringin, Orang Tua, dan Masyarakat Sekitar yang mencakup pemuda dan lansia. Mereka melakukan sasaran kepada orang tua dan anak-anak sekaligus karena dirasakan akan percuma jika anak-anak telah mengerti tingkah laku yang baik dan tidak tetapi ketika mereka pulang ke rumah masing-masing, mereka malah tidak mendapatkan perlakuan yang semestinya. Tim ini mengupayakan agar seluruh elemen yang menyangkut kepada perkembangan kepribadian anak menjadi sasaran mereka.

Tim Budi Pekerti dan Karakter menjadi unsur yang sangat penting di project ini. Hal ini disebabkan karena tingkah laku dan mindset adalah hal awal yang harus dimiliki oleh setiap orang sebelum melangkah ke tahapan selanjutnya. Mindset mereka harus sangat baik, begitupun dengan lingkungan mereka.

Tim ini berencana bekerja sama dengan tim-tim lain. Seperti tim kesenian, tim bank sampah, dan tim pariwisata. Mereka berniat menciptakan lingkungan yang baik bagi perkembangan kepribadian mereka.

Maka dari itu mereka berencana membuat "Bakti Bukti" yang akan dibagikan kepada anak-anak di sekitar Sanggar Waringin. Hal ini dilakukan untuk menjangkau tingkah laku anak-anak Sanggar Waringin melalui pantauan dari orang tua mereka. Selain itu, Tim Budi Pekerti berupaya untuk melakukan perubahan kebiasaan dari kelakuan yang buruk kepada kelakuan yang lebih baik. Karena, perubahan kebiasaan merupakan inti dari pengembangan diri. Dan untuk menjadi anak-anak yang lebih baik ke depannya, mereka perlu mengembangkan diri.

follow us  : @stationproject
dan kunjungi kami di :
http://www.youtube.com/user/SocialStationProject?feature=mhee
http://www.facebook.com/SocialStationProject

Sunday, October 14, 2012

Perencanaan Pembuatan Kedai Kopi dan Perbaikan Kios



Senin, 01 Oktober 2012

Daerah Stasiun Bandung merupakan daerah yang sangat strategis. Stasiun Bandung terletak di pusat kota, letaknya sangat berdekatan dengan Rumah Sakit Internasional Santosa dan Pasar Baru. Hal ini yang membuat Tim Pengembangan Pariwisata melihat peluang tersebut sebagai lahan usaha bagi mereka.

Akhirnya, pada hari ini mereka kembali mengunjungi Sanggar Waringin untuk merencanakan pembuatan kedai kopi dan perbaikan kios di daerah terminal Stasiun Hall.

Perencanaan ini dilakukan untuk mengembangkan Sanggar Waringin dan sekitarnya agar keadaan masyarakat bisa menjadi lebih baik. Hal ini juga dilakukan untuk meningkatkan keberfungsian penduduk di Stasiun Hall.

Kedai kopi direncanakan akan dibuat di lantai atas Sanggar, agar kedai memiliki view yang bisa menarik pelanggan. Kedai juga direncanakan akan diisi oleh berbagai poster yang berkaitan dengan kewirausahaan sosial. Sedangkan perbaikan kios direncanakan dilakukan untuk mengoptimalkan usaha para pelaku usaha di daerah Sanggar Waringin. Dengan meningkatnya pemasukan para pelaku usaha, diharapkan keberfungsian masyarakat meningkat.

Pembuatan Kedai Kopi ini bertujuan untuk menarik para wisatawan untuk datang ke Sanggar Waringin. Bukan hanya itu, tapi harapan tim ini wisatawan dapat mengenal anak-anak Sanggar Waringin dan melihat potensi mereka yang sangat besar sebenarnya untuk lebih dikembangkan.

Saman Waringin



Sanggar Waringin Stasiun Bandung.
Sabtu, 29 September 2012.

Tim Pengembangan Pariwisata mengunjungi Sanggar Waringin. Mereka membahas rencana tim mereka selama beberapa bulan kedepan. Mereka juga melihat-lihat tempat yang rencananya akan dijadikan titik-titik pengembangan pariwisata.

Saat sedang bermain dengan anak-anak, diketahui bahwa salah satu anggota dari Tim Pariwisata yang bernama Nadira diketahui bisa Tari Saman. Bahkan ia dulunya adalah ketua ekskul Tari Saman di SMA 2 Tangerang Selatan. Akhirnya, acara kunjungan Tim Pariwisata hari ini diisi pula dengan latihan saman. Bahkan dosen Kewirausahaan Sosial kami, Bapak Hery Wibowo ikut latihan saman hari ini. Hal ini membuktikan bahwa siapapun yang memiliki kepedulian terhadap anak-anak Sanggar Waringin, bisa saja membagi ilmunya.

Kunjungan Pertama Tim Budi Pekerti dan Tim Bank Sampah




Senin, 24 September 2012

Tim Budi Pekerti & Karakter bersama dengan Tim Bank Sampah melakukan kunjungan pertama mereka ke Sanggar Waringin. Walaupun pada hari ini mereka kuliah, tapi tidak menyurutkan semangat mereka untuk menyisihkan waktu mengunjungi sanggar. Niat mereka adalah untuk bertemu abah Ana. Tapi, dikarenakan abah Ana sedang mendatangi acara Hari Anak Nasional di Sabuga, akhirnya yang mereka temui adalah Agus. Kang Agus adalah salah satu pemuda yang juga aktif di Sanggar Waringin. Ia juga termasuk salah seorang yang juga membantu abah Ana di sanggar ini.

Akhirnya, kedua tim ini mengutarakan project masing-masing tim kedepannya. Hal yang pertama dilakukan oleh tim budi pekerti dan karakter adalah meminta data anak-anak yang berada di sanggar waringin, serta memastikan berapa banyak anak-anak yang masuk di sanggar ini. Mereka berencana untuk membuat pelatihan kepada anak-anak Sanggar Waringin tentang budi pekerti. Sebenarnya pemberian materi menyangkut budi pekerti sudah pernah disampaikan kepada anak-anak di Sanggar Waringin. Penyampaian tersebut dilakukan oleh beberapa orang dari universitas lain, tetapi jangka waktunya tidak lama dan tidak berkelanjutan. Di sekolah pun mereka sudah mendapatkan pelajaran tentang Budi Pekerti. Tetapi alangkah lebih baik bila pelajaran tentang Budi Pekerti ini bersifat kesinambungan dan terus menerus diterapkan. Kang Agus pun mengakui bahwa pelajaran tentang Budi Pekerti ini sangat penting didapatkan karena anak-anak membutuhkan pelajaran tentang etika agar mereka memiliki patokan untuk bertingkah laku.

Sementara tim bank sampah sudah menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan niat mereka untuk mengelola sampah di sekitar Sanggar Waringin. Mereka menanyakan berapa jumlah tempat sampah di sekitar sanggar. Tim Bank Sampah merencanakan untuk membuat pengadaan tempat sampah di beberapa spot di sekitar Sanggar Waringin. Sebenarnya, masyarakat sekitar sudah berencana untuk melakukan gotong royong membersihkan lingkungan terminal di sekitar Sanggar Waringin. Gotong royong ini akan dilaksanakan sekitar tanggal 17 Oktober 2012.

Pojok Jayna

Hijabers??
Bosen dengan model hijab yang gitu2 aja???
Disini kami menyediakan hijab berikut cara2 berhijab yang unik dan bisa membuat anda terlihat rapi dan menarik dalam situasi apapun ..
Selamat mencoba :)

Add caption


KELOMPOK KEWIRAUSAHAAN SOSIAL

Kelompok 1 (Pengembangan Kesenian)
                Ketua Kelompok         : Ridwan Herianto
                Anggota                      :
  1. Fadhilah Putri
  2. Danis Dea Rizky
  3. Deiky Lutfiansyah
  4. Gina Indah P.Nastia
  5. Andi Rezky Aprilianty
  6. Hafid Ramdhani
  7. Rizki Bunga Lestari
  8. Metra Indri Naibaho
  9. Ifan Hamzah

Kelompok 2 (Pengembangan Pariwisata)

            Ketua Kelompok         : Santo Arimartin
            Anggota                      :
  1. Akbar Kusuma W
  2. Zulkarnain Bastari
  3. Eddy Setiawan
  4. Indira Anindita
  5. Fildzah Ainun
  6. Adisty Wismani Putri
  7. Nadhira Lubis
  8. Elita Metica
  9. Anis Soraya
  10. Endah Puspa P.
  11. Intifadah Ummuhanifah
  12. Rizkia Annisa F
  13. Jaka Dony Pratama
  14. Anissa Nur Fitri

Kelompok 3 (Souvenir Shop)
 
            Ketua Kelompok         : Shinta Puji Triwanti
            Anggota                      :
  1. Arini Fauziah Al-Haq
  2. Dessy Fitri P
  3. Cyntia Saphierina
  4. Winda Mariyenda
  5. Dienna Karimah
  6. Relie Siregar
  7. Hedi Ramdani

Kelompok 4 (Bank Sampah)

            Ketua Kelompok         : Yasmin Anwar Putri
            Anggota                      :
  1. Anita Listyani
  2. Muhammad Indra Anditya P
  3. Nurul Fadhilah
  4. Lina Lisnawati
  5. Aries Yudi A.
  6. Usep Rochmat

Kelompok 5 (The Center Of Online Information)
            Ketua Kelompok         : Ajruni Wulandestie Arifin
            Anggota                      :
  1. Azwar Yusran Anas
  2. Nanda Aidiel Senja
  3. Puspa Sagara
  4. Dimas Bagus Hari
  5. Benediktus Vito
  6. Hafizal Indra
  7. Hadiana Arsamanggala
  8. Derin Darachita Pradini
  9. Dwi Putri Apriyan
  10. Eka Maulia Agustine

Kelompok 6 (Budi Pekerti dan Karakter)


            Ketua Kelompok         : Melisa Amalia Amin
            Anggota                      :
  1. Yesi Fitriani
  2. Gabriela CV
  3. Majidullah
  4. Dhio Adenansi
  5. Arivaldy Setiadipa

Kelompok 7 (Rumah Baca)
            Ketua Kelompok         : Irsal Yakhsyallah
            Anggota                      :
  1. Adetya Nuzuliani
  2. Aulia Rizkyani
  3. Ratna Sari
  4. Rendy Herdiansyah P
  5. Darastri Latifah
  6. Resti Fauziyah
  7. Tundzirawati
  8. Inda Lestari
  9. Muhammad Aldo F
  10. Aziza Trizilvania Amadea
  11. Oktaviani Nindya Putri
  12. Sella Khairunissa

Kelompok 8 (Pusat Kreativitas dan Pengembangan Kewirausahaan)


            Ketua Kelompok         : Pradini Nur ‘Amalia / Dike Farizan
            Anggota                      :
  1. Danny Dwi Septianto
  2. Berry Choresyo
  3. Fahmi Amrullah
  4. Onesimus Karo Sekali
  5. Burhan Yusuf Abdul Azizu
Kelompok 9 (Rumah Pelangi)

            Ketua Kelompok         : Puti Halimah
            Anggota                      :
  1. Indah Permata D
  2. Dian Haerunisa
  3. Fatih Ramdhani
  4. Mamah Halimah
  5. Zulhendri

BUDI PEKERTI DAN KARAKTER

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budi pekerti adalah tingkah laku. Kami dalam proyek ini berusaha menolong serta mengarahkan anak-anak di daerah Stasiun Bandung untuk memperbaikin, mempelajari, serta menyadarkan betapa pentingnya sikap, tindakan, dan perilaku yang berdasar dari pembelajaran budi pekerti itu sendiri.

Cara yang akan tim ini tempuh bermacam-macam, mulai dari bekerjasama dengan tim-tim proyek lainnya untuk menyelaraskan program dengan satu sama lain untuk terus menjunjung budi pekerti yang baik, lalu mengadakan kerjasama dengan pihak lingkungan Stasiun Bandung untuk membantu mengajari pentingnya arti budi pekerti dalam kehidupan sehari-hari.

Harapan dari tim ini adalah, dengan adanya proyek ini bisa memperbaikin keadaan masyarakat sekitar, khususnya anak-anak serta mengingatkan masyarakat untuk berperilaku baik.

RUMAH BACA



Daerah Stasiun Hall Bandung adalah tempat yang terbilang ramai. Selain ramai oleh hilir mudik pengguna kereta api, tempat ini juga ramai dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Namun, tempat ini juga marak dengan kriminalitas dan dikenal sebagai tempat para wanita tuna susila berkeliaran pada malam hari.

Ironisnya, di tempat ini banyak sekali anak-anak. Para anak-anak ini adalah anak dari lingkungan sekitar yang pada umumnya diperintahkan orangtuanya untuk berjualan. Hal ini membuat para anak terbiasa melihat tindakan kriminal dan wanita tuna susila. Ini akan memberikan dampak buruk pada para anak-anak di masa depan.

Untuk itu, kami bermaksud untuk mengembangkan Rumah Pintar. Rumah Pintar, dengan bentuk perpustakaan ini bertujuan untuk membuat para penduduk setempat, khususnya anak-anak menyadari keadaan lingkungan sekitarnya dan meminimalisasi pengaruh negatif lingkungan tersebut.

Tim ini berencana untuk menambahkan beberapa hal ke Rumah Baca ini, termasuk buku-buku, baik buku akademik maupun non-akademik dan mainan tradisional untuk mengasah kreatifitas dan melestarikan budaya. Kami juga berencana untuk menjadi tutor disini, agar pembelajaran yang belum dimiliki dalam bentuk buku bisa didapat lewat pengajaran secara langsung. Dengan ini, kami bisa membantu mereka mengembangkan potensi mereka.

Harapan dari teman-teman tim Rumah Baca adalah, dengan adanya Rumah Pintar ini para penduduk sekitar bisa menambah wawasan mereka, mengembangkan potensi mereka, dan bisa mengubah keadaan baik keadaan diri maupun keadaan lingkungan sekitarnya.

PENGEMBANGAN KESENIAN

Dunia anak memang dunia yang sangat bebas dalam berekspresi, tidak memandang tempat, waktu, dan status sosial di masyarakat. Begitu pun para anak-anak kecil yang tinggal di daerah sekitar Stasiun Bandung yang bebas mengaktualisasikan dirinya dalam kesenangan masanya. Walaupun memang mereka sangat suka bermain dan sulit diatur tetapi mereka memiliki potensi yang besar dalam bidang kesenian, khususnya di seni tari dan menabuh perkusi.

Dengan melihat potensi yang mereka miliki, kami yang tergabung dalam kelompok pengembangan kesenian memiliki tugas untuk lebih mengarahkan potensi mereka dengan memberikan pendidikan kesenian baik dengan cara memanage mereka untuk berlatih, tampil mengisi suatu acara, menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam suatu kesenian, dan menciptakan suatu ciri khas dibidang kesenian yang kemudian dapat menjadi trademark kesenian di daerah Stasiun Bandung.

SOUVENIR SHOP

 
 
Ada beberapa souvenir khas Bandung yang ditawarkan disini. Salah satunya adalah Sabun Gumeulis. Sabun Gumeulis merupakan sebuah souvenir yang sangat unik dan menarik yang berpusat di Sanggar Waringin, tepatnya di lokasi sekitar Stasiun Bandung. Sabun ini sangat berbeda dari sabun-sabun lainnya, karena Sabun Gumeulis ini dibuat sendiri secara tradisional (handmade). Bahan-bahan yang digunakan pun sangat alami yaitu 100 % coconut oil sehingga aman jika digunakan pada wajah dan kulit kita. Tidak hanya dari segi bahan yang bersifat alami, tetapi dari segi bentuknya yang cukup menarik karena berwarna dengan plastik bening, dapat membuat kita ingin langsung memakannya layaknya jelly.

Sabun Gumeulis ini merupakan sebuah usaha kecil masyarakat di sekitar Stasiun Bandung yang akan menjadi besar dan lebih berkembang sehingga dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat sekitar. Tidak hanya dijadikan oleh-oleh ketika berkunjung ke daerah Stasiun Bandung, tetapi sabun ini dapat dijadikan sebagai sebuah souvenir untuk acara siraman atau pada acara pernikahan.

Slogan yang digunakan untuk Sabun Gumeulis adalah "SABUN GUMEULIS, SABUNNA MOJANG BANDUNG". Alasan kami menggunakan slogan tersebut karena mojang (wanita) di daerah Bandung terkenal dengan kecantikannya yang sangat khas dari tataran Sunda yang berbeda dari daerah lain sehingga wajah dan kulit kita akan terlihat lebih cantik dan bersih layaknya mojang Bandung.

Souvenir selanjutnya yang ada disini adalah COKLAT COBI. "Coklat Cobi" merupakan coklat yang diproduksi langsung oleh salah satu mahasiswa dari Ilmu Kesejahteraan Sosial. Selain rasa coklatnya yang khas, di dalam "Coklat Cobi" ini juga dicampur dengan dodol. Inilah yang membuat coklat cobi ini menjadi sangat spesial.
 
Selain Sabun Gumeulis dan Cobi, ada beberapa Souvenir lainnya juga yang kami tawarkan. Bila penasaran dengan produk-produk yang kami hadirkan, silahkan kunjungi stand kami. Letaknya di depan Sate M. Hadori - Stasiun Bandung.

Rumah Pelangi


Rumah Pelangi berdiri dengan dilatar belakangi oleh kondisi dimana tidak adanya wadah bagi anak-anak di lingkungan sekitar untuk mengembangkan kreatifitas, bakat dan minat mereka. Padahal pada usia balita sampai dengan memasuki remaja energi anak-anak itu sangatlah besar, tanpa adanya wadah bagi anak-anak untuk beraktifitas secara positif maka yang terjadi adalah energi, bakat serta keterampilan mereka akan tersia-sia. Hal ini akan sangat rentan bagi anak-anak yang tumbuh di lingkungan pergaulan yang kurang sehat, bukan tidak mungkin mereka akan terseret ke dalam arus pergaulan yang kurang baik, terbawa dalam bentuk-bentuk kenakalan remaja, terimbas oleh penggunaan obat-obat terlarang atau minuman keras.

Di sisi lain, saat ini banyak sekali wadah untuk mengembangkan bakat dan minat anak, banyak kursus-kursus vokal, kursus musik, kursus tari mulai dari tari tradisional hingga balet, kelas bela diri dan lain sebagainya. Tetapi untuk mengikutsertakan anak-anak dalam lembaga-lembaga tersebut menuntut biaya yang tidak sedikit. Lalu bagaimana dengan anak-anak yang berada dalam kelas menengah ke bawah. Padahal sejatinya mereka pun mempunyai hak yang sama dengan anak-anak kelas atas untuk mengembangkan bakat dan potensinya. Mereka mempunyai hak untuk belajar, berkarya dan berkreasi walaupun kondisi mereka sangat amat terbatas. Mereka juga memiliki potensi yang sama besarnya dengan anak-anak lain.  

Maka dengan latar belakang tersebut kehadiran Rumah Pelangi dengan segala keterbatasannya berusaha mewadahi anak-anak untuk beraktifitas, berkreasi dan melepaskan energi di sela-sela waktu senggang mereka dalam konteks yang positif tanpa harus mengeluarkan biaya besar. Semua kegiatan dibiayai oleh swadaya masyarakat sekitar dan donasi.

Kelompok ini bertujuan untuk memandirikan rumah pelangi bukan hanya dari segi pendanaan saja, namun dari segi ketersediaan sumber daya pengajar, alat-alat penunjang pengajaran dan lain sebagainya. Kami juga bertujuan untuk mempublikasikan rumah pelangi ke seluruh Bandung khususnya agar Rumah Pelangi dapat bermanfaat bagi seluruh lapisan masyarakat di wilayah sindanglaya ini. Anak-anak yang tergabung dalam Rumah Pelangi ini kami harap dapat menjadi anak-anak yang memiliki jiwa seni dan jiwa kewirausahaan yang tinggi karena kedepannya selain melatih soft-skill mereka, kami akan mengajarkan membuat sesuatu yang menghasilkan dan kemudian dijual.
follow us : @stationproject
blog        : http://rmhpelangiku.blogspot.com

Sekilas Sanggar Waringin


Bandung, kota pariwisata lokal yang kerap di sapa dengan Kota Kembang dan dijuluki sebagai Paris van Java memang kawasan yang penuh dengan keunikan. Unik dengan lingkungannya, unik dengan masyarakatnya, dan unik dengan interaksi sosial didalamnya. keunikan ini menyebar di setiap kawasan Ibu Kota Jawa Barat ini. Pariwisata unik nan menarik tentu berada di kota ini. Tapi tidak hanya pariwisata cagar alam yang cantik dan mempesona yang bisa membuat kita ingin datang ke tempat tersebut. Tempat sosial yang telah memberi tempat teduh untuk anak-anak yang membutuhkan tempat tinggal. Tempat yang menarik kian cantik untuk disinggahi, ialah Sanggar Waringin.

Di kawasan Stasiun Bandung, terdapat sanggar yang menarik yang dapat dikunjungi. Sanggar yang menghidupi anak jalanan di kota Bandung. Sanggar ini berdiri kokoh dengan pilar-pilar tebal yang menjulang tinggi. Dengan beberapa renovasi dan inovasi tempat ini dapat menjadi tempat yang teduh untuk disinggahi. Tentu bukan hanya sekedar renovasi. Sanggar waringin ini penuh dengan kejutan penglihatan. Tempat yang membuat mata ini seakan tak mau lepas untuk memandangnya.

Sanggar Waringin, yang terletak di kawasan Stasiun Bandung atau memang tidak jauh dari pintu utama Stasiun Bandung berdiri karena hati mulia seorang bapak yang ingin melakukan perubahan. Perubahan untuk siklus sosial yang sedang terjadi. Dengan hati tulus nya ia mencoba memberikan kembali hak-hak seorang anak. Seperti sandang, pangan, papan, afeksi, dan hidup. Itulah hal yang sedang ia usahakan kepada anak-anak di Sanggar Waringin. Dengan 70 anak Sanggar Waringin digenggaman tangan dan hatinya, ia bertanggung jawab atas mereka.

Namanya Bapak Ana.

Bapak Ana adalah salah seorang warga sekitar yang memiliki inisiatif untuk merubah pola pikir masyarakat terhadap warga di sekitar daerah Stasiun Bandung. Ia memiliki tekad untuk membuat anak-anak di sekitar stasiun bandung mendapatkan haknya. Pak Ana melihat masih banyaknya anak kecil yang bekerja demi membantu perekonomian keluarganya. Bahkan sering bolos sekolah. Hal inilah yang ingin dirubah oleh Pak Ana.

Akhirnya, ia mengumpulkan anak-anak di sekitar Stasiun Bandung. Ia memberitahu mereka bahwa jalanan bukan tempat yang baik untuk mereka. Anak-anak harus mengutamakan kewajibannya, yaitu belajar. Dan mendapatkan haknya, yaitu bersekolah.

Sekarang, semua anak-anak yang tergabung di Sanggar Waringin tidak ada lagi yang mengamen dan bergelandang di jalanan. Adapun 3 orang anak yang tidak memiliki orang tua dan rumah akhirnya ditampung di rumah Bapak Ana.

Sanggar Waringin dibuat menjadi tempat yang sangat nyaman dan bernuansa pendidikan. Di ruangan atas, ada kolam ikan dan taman kecil yang dibuat sendiri oleh warga sekitar. Tempat ini sangat nyaman dipakai untuk bermain, membaca, belajar, dan berkumpul. Dari ruangan atas, mereka bisa melihat Stasiun Bandung dan daerah sekelilingnya dengan jelas.

Sementara di ruangan bawah, disebut sebagai Rumah Baca. Di Rumah Baca, disusun buku-buku yang mencakup Buku Pelajaran, Buku Sejarah, Buku Cerita Anak-Anak, Novel, Buku Cerita Bergambar, dan lain sebagainya. Rumah Baca dibentuk sangat nyaman sehingga anak-anak sering berkumpul disana untuk sekedar membaca buku bersama-sama. Selain buku-buku, di rumah baca juga di letakkan 2 buah komputer. Anak-anak di Sanggar Waringin juga diperkenalkan dengan komputer agar mereka dapat belajar mengakses program-program yang dapat menunjang pembelajaran mereka. Seperti Ms. Word, Ms. Excel. Di Rumah Baca jugalah mereka sering menari bersama, dan menghabiskan waktu bersama selama di Sanggar Waringin.

Sanggar Waringin terletak tepat di depan Sate M. Hadori, di dekat Stasiun Bandung. Pintu Sanggar Waringin terbuka lebar untuk siapapun yang penasaran dan ingin mengunjungi kami. Siapapun boleh ikut belajar, dan bermain bersama kami. Mari :)

Tuesday, September 18, 2012

Sejarah Pendek Stasiun Bandung

Stasiun Bandung (a.k.a Stasiun Utama Bandung, St. Hall, Stasiun Hall, Stasion Bandung) adalah sebuah stasiun kereta yang diresmikan tahun 17 Mei 1884 oleh pemerintah Belanda (Dutch East Indies) untuk mempermudah distribusi hasil kebun teh dari Bandung ke Jakarta (Batavia, pada saat itu). Setelah jalur kereta Bandung-Surabaya diresmikan, distribusi hasil perkebunan dari Jawa Tengah dan Jawa Timur bisa sampai ke Jawa Barat dengan lebih cepat, yang juga memperkuat ekonomi di Bandung. Hal ini menyebabkan stasiun ini mendapat penghargaan dari pemerintah kota berupa monumen yang berada tepat di depan stasiun, yaitu di peron selatan (Jalan Stasiun Selatan). Saat itu, tugu tersebut diterangi oleh 1.000 lentera rancangan Ir. EH De Roo. Monumen tersebut telah digantikan oleh monumen replika lokomotif uap seri TC 1008.

Pada tahun 1909, arsitek FJA Cousin memperluas bangunan lama Stasiun Bandung, salah satunya ditandai dengan hiasan kaca patri pada peron bagian selatan yang bergaya Art Deco. Tahun 1918, stasiun ini menghubungkan Bandung-Rancaekek-Jatinangor-Tanjungsari-Citali, kemudian dibangun lintas Bandung-Citeureup-Majalaya setahun kemudian dan tahun 1921, pada jalur yang sama dibangun jalur Citeureup-Banjaran-Pangalengan. Untuk jalur ke perkebunan teh, pada tahun 1918, dibangun jalur Bandung ke Kopo dan kemudian ke Ciwidey pada tahun 1921. Pada tahun 1990, dibangun peron utara yang akhirnya dijadikan bagian depan stasiun di Jalan Kebon Kawung. 

Stasiun Hall juga terkenal sebagai terminal angkutan kota. Banyaknya angkot yang menuju Stasiun Hall dengan berbagai jalur seperti Lembang, Cimahi, Dago, dan Gedebage membuat pemerintah daerah membuat terminal St. Hall di depan gerbang selatan stasiun.

Stasiun Hall berlokasi di Jalan Stasiun Timur 1 dan Jalan Kebon Kawung 43 Bandung. Jenis-jenis kelas kereta api yang tersedia di Stasiun Bandung adalah Kelas Eksekutif, Kelas Bisnis, Kelas Ekonomi, Kelas Patas, Kelas Patas Lokal, dan Kelas Ekonomi Lokal.
Diambil dari berbagai sumber